Judul Buku : Sebuah Dunia Baru
Pengarang : Nia Sutiara
Penerbit : PT Grasindo
Tahun Terbit : 2003
Tebal Buku : vi + 102 halaman
Nia Sutiara lahir di kota Bandung 13 September 1966, beliau telah menyelesaikan studinya di FSUI jurusan sastra indonesia pada tahun 1993. Beliau mendapat gelar master of arts dari King Alfred’s College di Winchester, Inggris pada tahun 1995. Nia telah aktif di dunia fiksi semenjak kanak-kanak. Kumpulan cerpen pertama yang di bukukan, ditujukan kepada pembaca wanita yaitu “Hati Perempuan’ diterbitkan oleh pustaka pelajar pada tahun 2000. Selain cerpen, Nia Sutiara juga pernah membuat sebuah novel yang berjudul ”Bukit Lorely” , buku ini ditebitkan oleh Balai pustaka pada tahun 2002.
Nia Sutiara Kembali membuat sebuah buku kumpulan cerpen yang berjudul “Sebuah Dunia Baru”. Judul buku ini adalah salah satu cerita dari empat belas cerita pendek yang terdapat di dalam buku kumpulan cerpen ini. Cerita-certa yang ditujukan untuk gadis remaja ini pernah dimuat sebagai novelet, cerpen, dan cerita satu halaman di majalah remaja Gadis dan Anita cemerlang, di awal tahun 1990-an.
Buku bertajuk “Sebuah Dunia Baru”, menyajikan empat belas cerpen pilihan, yaitu: Sebuah Dunia Baru, Dunia Penuh Warna, Novi dan Pudel, Salam dari Heidelberg, Lantai Disko, Perjalanan Dominik, Lebaran Jauh Dimata, Ah Rene, Mawar Valentine, Putus, Ketupat Ajaib, Kartini Londo, Dion, dan Poni. Kumpulan cerpen ini adalah Catatan harian Nia sutiara dalam menjalani hari-harinya yang menyenangkan, penuh dengan optimisme dan impian, dan harapan pada masa remaja. Kesan-kesan dan pengalaman hidup yang kemudian diolah menjadi kisah-kisah fiksi remaja ini, sekaligus mencerminkan kehidupan kaum remaja itu sendiri yang meskipun penuh dengan kegembiraan namun tidak lepas dari problem hidup seperti patah hati, gagal ujian, konflik dengan orang tua, konflik dengan sahabat, dan cita-cita yang belum teraih.
Jika dilihat dari segi unsur intrinsiknya, Nia sutiara mengajak pembaca untuk menyatu dalam cerita yang ia berikan dengan menggunakan sudut pandang orang pertama pada sebagian besar isi cerpennya. Hal itu berhasil menghasilkan cerpen-cerpen yang kreatif. Penggunaan alur campuran, memaksa pembaca untuk berkonsentrasi penuh agar tidak kehilanagn arah cerita.
“Putus’ merupakan salah suatu cerpen yang cukup membuat penasaran para pembaca. Cerpen ini berkisah tentang pikiran-pikiran negatif seorang gadis yang takut di selingkuhi oleh pacarnya yang berada jauh darinya. Hal ini disebabkan sang pacar tidak pernah membalas surat dan email yang dikirim oleh gadis tersebut. Setelah itu apa yang terjadi? apakah mereka putus? Cerita selengkapnya dapat anda baca di “Sebuah Dunia Baru”.
Nia sutiara juga mengangkat pengalaman pribadinya dalam cerpen “Ketupat Ajaib”. Cerpen ini mengisahkan ketika penulis menjadi sebuah pelayan restaurant, Ia mempunyai seorang Kepala Koki yang tampan tetapi galak dan semena-mena terhadap para karyawan. Penulis sangat benci kepadanya, sampai-sampai pada saat penulis ingin cuti sebelum lebaran, ia tidak pamit kepada sang kepala koki, tetapi tiba-tiba sanh kepala koki datang dan memberikan sebuah roti berbentuk ketupat dengan taburan mesis diatasnya sambil meminta maaf kepada penulis dan penulis dengan seketika memaafkan segala kesalaha kepala koki tersebut.
Nia Sutiara juga sempat mengangkat cerita seorang gadis yang berkorban demi cintanya dalam cerpen yang berjudul ”Poni”. Walaupun judulnya tidak meyakinkan, ternyata isi ceritanya sangat bagus. Seorang gadis ingin berpenampilan seperti apa yang disukai pria yang ditaksirnya. Tetapi dalam perjuangannya, ia menghadapi masalah yang besar karena poni yang menjadi andalan untuk menarik sang pria idaman, terpotong pendek. Gadis itu sangat sedih dan tidak percaya diri. Tetapi pada akhirnya sang pria idaman menyukai penampilan baru gadis itu, yang bergaya ala Demi Moor. Kisah perjuangan Cinta juga tertuang dalam cerpen “Mawar Valentine”. Cerita ini mengisahkan kegagalan seorang gadis untuk merayakan Valentine bersama pacarnya di sebuah pesta karena mobil sang pacar mogok di jalan dan tidak bisa di betulkan. Karena merasa bersalah sang pacar membawa seikat mawar merah dan memberikannya kepada gadis tersebut, sambil menyatakan “Selamat hari Valentine”.
Pendidikan yang pernah didapatkan Nia Sutiara dan pengalaman serta keahliannya dalam menuangkan kisah-kisah yang terjadi pada remaja, patut untuk diperhitungkan. “Sebuah Dunia Baru” membuktikan gelar dan kemampuan Nia Sutiara yang patut di acungi jempol. Jika anda, khususnya remaja perempuan, membaca cerpen-cerpen yang ceritanya mudah di pahami, namun berkualitas dan dituangkan dalam bentuk yang kreatif, tidak ada salahnya, jika memilih “Sebuah Dunia Baru”.